Senin, 15 Desember 2014

PENGERTIAN TIK DIDALAM INDUSTRI

Industri Otomotif Nasional

Ancaman ketersediaan minyak bumi serta isu pemanasan global merupakan dua hal terpenting yang mempengaruhi kebijakan industri otomotif dunia saat ini. Hemat energi dan ramah lingkungan menjadi standard utama bagi kendaraan, terutama di negara maju. Guna mengantisipasi tuntutan tersebut, raksasa otomotif seperti Toyota memilih strategi diversifikasi produk (Coup, 1999). Strategi semacam ini cukup tepat mengingat belum matangnya sumber energi selain minyak bumi yang berkorelasi pada masih mahalnya sumber-sumber energi baru tersebut.
Strategi industri otomotif dunia dalam mengantisipasi tuntutan mutakhir tersebut umumnya bermuara pada tiga hal: (1) Perbaikan efisiensi dan karakteristik mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine-ICE) yang sudah ada saat ini, (2) Kombinasi, baik antar berbagai sumber energi, seperti bensin-bioethanol, solar-biofuel, dan sebagainya, maupun antar teknologi energi, seperti ICE konvensional dengan motor elektrik, (3) Penggunaan sumber dan teknologi energi baru, seperti fuel cell vehicleberbahan bakar hidrogen.
Kecenderungan lain sektor otomotif dunia adalah penyebaran divisi manufaktur dan perakitan di berbagai negara yang besar jumlah penduduknya serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Langkah ini awalnya muncul karena regulasi negara-negara yang menjadi sasaran industri otomotif dunia (seperti ketentuan Local Content Requirements-LCRs, dan sebagainya), namun belakangan, usaha untuk menekan biaya produksi menjadi motif utama pendirian divisi manufaktur dan perakitan tersebut (Ivarsson, 2005). 
Namun demikian, divisi riset dan pengembangan (R&D) yang merupakan jantung pertumbuhan industri otomotif umumnya masih dikendalikan dan berposisi di negara prinsipal. Selain memudahkan strategi pengembangan industri dalam menghadapi perubahan global yang saling kait-mengkait, pemosisian divisi R&D di negara prinsipal bisa juga dipahami sebagai usaha proteksi terhadap eksistensi prinsipal otomotif.
Bila ukuran kemandirian industri otomotif diukur dari keberadaan pabrik manufaktur atau perakitan kendaraan bermotor, Indonesia boleh berbangga karena berbagai merek kendaraan ternama dunia telah mendirikan pabrik manufaktur dan atau perakitan di tanah air. 
Namun bila ukuran kemandirian tersebut dilihat dari sisi penguasaan teknologi beserta keleluasaan dalam pengembangannya, kenyataan menunjukkan bahwa berbagai industri otomotif yang ada saat ini secara mayoritas masih dikendalikan oleh tiga pemain utama otomotif dunia yaitu Jepang, Eropa, dan Amerika. Raksasa otomotif dari Negeri Sakura, yakni Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Isuzu, dan Daihatsu, adalah lima besar industri otomotif Indonesia saat ini.
Saat ini jelas tidak mudah untuk mendirikan industri otomotif dalam negeri di tengah persaingan ketat antar raksasa otomotif dunia. Belum lagi, regulasi perdagangan internasional saat ini yang semakin mengarah ke perdagangan bebas (free-trade), sudah barang tentu mempengaruhi ruang gerak pemerintah dalam memberikan proteksi, terhadap bibit industri otomotif dalam negeri. 
Namun jelas pula, bahwa tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Pilihan ke arah kemandirian industri otomotif nasional harus menjadi cita-cita seluruh komponen bangsa. Setidaknya ada tiga alasan yang melatarbelakanginya yaitu (1) Secara alamiah, prinsipal lebih mengutamakan kepentingan bisnis globalnya dibandingkan dengan kepentingan bangsa Indonesia. Hal ini berimplikasi pada tidak mudahnya aspirasi lokal menembus desain otomotif di negara principal, (2) Tidak berjalannya mekanisme kemitraan bisnis dan teknologi yang sungguh-sungguh dan sistematis dari prinsipal ke supplier lokal. Globalisasi otomotif yang berimplikasi pada mobilitas produk trans-nasional menuntut kualitas komponen yang tinggi. Logis bahwa prinsipal lebih memilihsupplier trans-nasional yang memenuhi standar prinsipal dibandingkan harus membimbing supplier lokal untuk mencapai standar tertentu. Belum lagi bila kepentingan nasional prinsipal turut berperan dalam pengambilan keputusan pemilihan supplier komponen. Dalam bisnis, ini hal yang biasa. Namun dalam kerangka kepentingan nasional, ini tidak menguntungkan karena menyebabkan tidak terbangunnya industri pendukung otomotif. (3) Ketergantungan penuh dengan prinsipal asing akan menyulitkan Indonesia untuk catch-up dengan teknologi otomotif mutakhir yang hemat energi dan ramah lingkungan dalam rangka memenuhi kepentingan nasional. 
Pemerintah, sebagai operator utama negara, harus memiliki konsep yang jelas dalam pentahapan kemandirian industri otomotif nasional. Tak pelak lompatan katak teknologi energi merupakan satu pilihan logis, yatiu (1) Pada tahap awal, pemerintah perlu mendorong kalangan swasta nasional untuk menjadi pelaku utama penguasaan teknologi otomotif. Sebenarnya saat ini kalangan swasta Indonesia telah melakukan lompatan katak pertama berupa kerjasama dan lisensi. Texmaco merupakan satu contoh swasta nasional yang serius dalam penguasaan teknologi otomotif (truk). (2) Pendayagunaan dan kerjasama yang terprogram antar sumber daya yang ada di berbagai lembaga riset pemerintah ataupun antara lembaga riset dengan kalangan swasta nasional guna penguasaan teknologi otomotif mutakhir. Hasil lain dari tahap ini diharapkan munculnya pemain-pemain baru-lokal yang berkualifikasi sebagai supplier otomotif nasional dan global. (3) Berhasilnya penguasaan teknologi serta bermunculannyaqualified local supplier akan memudahkan swasta nasional Indonesia mendirikan industri otomotif dalam negeri.
Menilik fasilitas dan kemampuan sumber daya di bidang teknologi yang dimiliki Indonesia saat ini, lompatan katak otomotif ini (seharusnya) tidaklah sesulit usaha putra-putri bangsa menguasai teknologi dirgantara. Kemauan yang kuat, sinergi, dan konsistensi dari seluruh komponen bangsa, merupakan kata kunci untuk mewujudkannya

Definisi Industri

Definisi dan pengertian industri
Dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya dunia bisnis, tidak terlepas dari kata industri. Tapi tahukah kalian apa pengertian industri itu sendiri..? Mari kita simak pemahaman industri berikut ini.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Untuk lebih jelasnya mengenai definisi industri bisa kita lihat dari penggolongan industri berikut.
Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku
1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.



2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.


3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.
- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi


, dan lain sebagainya.





 Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)
Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry)
Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)
Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

 Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. Industri primer
adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.
Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar